Kamis, 24 November 2011

mentari hati


Ketika semua murid sedang sibuk memperhatikan sang guru kiler berdiri di sudut kelas, dengan berbagai macam rangkaian  kata yang  tak henti-hentinya berdesakan mencobba keluar dari mulut kekar ittu, seorang siswi yang berambut pirang  dengan asyiknya menatap sipink yang ada ditangannya, yaaa.. begitulah Deva memberi gelar kepada HP antiknya ittu. Matanya yang bulat sperti menantikan sesuatu dri si pink trsebut, beberapa menit berlalu suasana kelas masih penuh dengan kedamaian, begitu tentram hingga suara dentingan jam pun terdengar menggema dikelas itu.
Tenonet.tenonett, sebuah nada dangdut nan kuno memecah kesunyian kelas 3 ipa 1 tersebut membbuat seisi kelaas tertawa terbahak-bahak.
“hahahahah.. tariikkkk mang” terdengar suara sseorang dri krumunan tawa yang menambah ricuh suasana  kelas.
“oh Tuhan sipink kog bisa nyanyi sndiiri ?, prasaan td udah dimatiin. Abis dahh “ kata diva dalam hhati
Diaaammmmmm !!!!!!!!!!!!
Suara lantang itu mmbuat seisi kelas terdiam, suasana kmbali sunyi sperti semulaa.
“siapa yang berani2 ny mencuri jam pelajaran saya dengan hal yang tak berguna seperti ini ???” sang guru kiler beteriak keras.
Tak ada satupun dari mereka  yang berani membuka mulut, semua membisu seribbu bahasa.
“katakaaan !!!!” pak sarli sang guru kiler kembali berteriak keras
Suasana kelas tetap diam, seperti sedang menyaksikan seseorang yang ingin menerkam mereka hidup-hidup.
“saya pak “ jawab seorang lelaki muda yang duduk diantara murid lainnya.
Semua terkejut terutama deva yang mengetahui bahwa lelaki muda itu tidak bersalah, semua ingin angkat bicara tetapi semua seakan terhipnotis untuk tetap terdiam menyaksikan hal yang tak disangka-sangka itu.
“ikut saya keruang guru” kata pak Sarli sinis.
Deva ternganga dan tak melepaskan pandangannya dari Reno, sosok leelaki yang menyelamaatkannya hari inii.
“terimaksih ganteng” pujinya dalam hati yang tengah berbunga-bunga.
Tralalalalalalalala.cududududududududududuuuu tralalalalallaaaaaaa
“tega kamu va” decha sahabatny menghampiri
“kog tega, dewi fotuna t lagi berpihak sama aku lagian salah siapa sok jadi pahlawan kemaleman” deva beceloteh ria
“kemalemann ?? gundul cap kaki tiga kemaleman, ni anak sembarangan aja kalau ngomong” sambut decha smbil menjitaki jidat temannya itu
“hhahaahahaahahahahah ... aku gak gundul pesek” katanya seraya meninggalkan kelas
“kemanaa ??????????????” tanya decha
“kantin bukkkk, follow me ??” kata deva ssok bule
“najis tralala gaya mu va” kata decha seraya tersenyum dengan bangganya
 Belum beberapa langkh gadis pirang itu berjalan, dia terhenti menatap sosok yang ia kenal dari kejauhan. Perlahan namun pasti ia mencoba berbalik arah mencoba untuk menghindar dari sosok tersebut.
“lain kali nada tu HP ngepop dikit lah, lo gg idup jaman batu jeng” cetus si Reno
“heheheheee.. iya maaap yaa, gara-gara aku kmu jadi dimarahin pak sarli, sekali lagi akk minta maap gg lagi2 deh kaya gitu. Kmu mau akk traktir ?? itung2 buat ngelunasin rasa bersalah akk, mauu yaa ?  oke?
Yookk sekarang bentar lagi bel masuk. Entar malah gg sempatt “ deva mengoceh tanpa henti
“dasar !!” jawab reno lalu pergi tanpa menatap deva yang berdiri terpaku.
“ kok bengong ?? katanya maau kekantin!” kata reno yang tiba2 berhenti
“beneran mau ??” tanya deva dengan antusias
Reno hanya menganggukkan kepala, membuat hati deva begitu berbunga-bunga.
Dikantin semua mata tertuju pada sepasang muda-mudi yang baru memasuki kantin tersebut, muka deva pun langsung memerah,dia begitu malu pergi ke kantin bersama sosok yang diidam2kannya. Decha yang berada disudut kantin tersenyum penuh arti.
“selamat va “ ucap decha dalam hati
“gandengan baru deva y cin ??” tanya tio penasaran
“calon gandengan cin!!” jawab decha seraya tertawa girang
“cuiitt..cuiitt, bkalan adda PJ nii. Kenyang-kenyangan lagii deh “ kata tio nyerocos
“gundul mu, enaakk ajjaa “ jawab deva maluu sambil menghamppiri tio dn decha, reno yg hanya pasrah mengikuti kemnna deva akan membawa dirinya.
“mkan ap ren ?” decha memulai pembicaraan
“ kog gittu nanyanya?? Mau mkan apa reno sayangg ?? gtu dong va!!!!” kata decha menmbahkn
“tak mkan kmu cha “ sahut deva mengancam, sambbil menggigit gigit bibir bawah nya. Dia berusaha menyembunyikan kegelisahannya.
“minum aja va, samain sma kmu “ jawab reno
“siapp pak” sahut deva semangat serayaa bergegas memesan minuman.
Dari kejauhan deva menoleh kebelakang, memanddang sosok reno yang sangat dikaguminya. Dia termenung dan terlukis segaris senyuman indah diwajahnya. Matanya yang bulat tak henti-hentinya memandang wajah manis itu.
“manisnyaa” ucap deva dalam hatii
“permisi mbak ini minumanny” suara bu kantin mebubarkan lamunanny yang indah.
“iya bu makasih” jawab deva girang, dengan wajah yang tersenyum riang iya kembali ketempat dudukny.
***
bersambung...

1 komentar: